sumpah (Qasam) di dalam al-Qur'an
SUMPAH (QASAM) DALAM AL-QUR’AN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
1.
LELI
MARITO HASIBUAN 1630200031
2.
IDA
SARI RITONGA 1630200038
DOSEN PENGAMPU:
ZILFARONI,S.Sos.I.,M.A.
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun dengan selesai. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan
menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Ulumul Qur’an dengan judul “Sumpah (Qasam) dalam Al-Qur’an” Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Ulumul Qur’an dengan judul “Sumpah (Qasam) dalam Al-Qur’an” Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Demikian
yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan lupa
ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki.
Padangsidimpuan,
23 November 2017
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an merupakan kumpulan dari firman-firman
Allah yang berperan sebagai pembeda antara yang haq dan yang batil, penjelas
bagi segala sesuatu, dan lain sebagainya. Kesemuanya ini menunjukkan bahwa
Al-Qur’an mempunyai cakupan yang sangat luas, baik dalam kehidupan dunia maupun
dalam kehidupan akhirat.
Berbagai macam masalah yang dibicarakan Al-Qur’an,
diantaranya adalah tentang sumpah (qasam) Allah swt. Seseorang boleh saja
merasa heran, mengapa Allah banyak bersumpah dalam Al-Qur’an, baik bersumpah
dengan diri-Nya sendiri ataupun dengan makhluk-makhlukNya. Keheranan tersebut
muncul karena mereka tidak mempelajari idiom Al-Qur’an. Oleh karena itu,
pertanyaan-pertanyaan yang muncul adalah: Apakah yang dimaksud dengan sumpah
Allah dan apa unsur-unsur yang membentuknya. Ayat-ayat mana yang termasuk
sumpah Allah dan kenapa Allah bersumpah,tentang apa Allah bersumpah, dan lain
sebagainya.[1]
Dalam mencari bentuk-bentuk kata yang berarti sumpah, berpedoman pada
Al-Qur’an dan terjemahannya. Sebagai pegangan awal, kata yang berkaitan dengan uqsimu
ditemukan 24 kali, halaf 12 kali,
yamin 24 kali. Perlu diperhatikan juga sumpah yang berasal dari huruf.
Menurut Ibnu Khalawaih huruf sumpah ada empat macam, yaitu: waw, ba’, ta, dan
hamzah. Tetapi yang ditemukan dalam Al-Qur’an kata yang berarti sumpah
hanya tiga huruf yang pertama, karena huruf hamzah diterjemahkan dengan
“apakah” sebagai huruf istifham.
BAB
II
A. PENGERTIAN
Kata Qasam adalah bentuk mufrad dari kata Aqsam.
Qasam secara etimologi (bahasa) adalah الحلف و اليمين yang berarti sumpah. Bentuk
asli dari qasam adalah dengan menggunakan kata kerja أقسم atau أخلف yang dimuta’adikan kepada muqsam
bih dengan huruf ba’, setelah itu baru disebutkan muqsam ‘alaih,
atau disebut juga dengan jawab qasam.[2]
Secara terminology (istilah), Ibnul Qayyim
mendefinisikan qasam dengan “suatu kalimat yang memberikan penegasan (taukid)
terhadap berita atau tuntunan yang disampaikan”.[3]
Sedangkan
menurut Manna’ al-Qatthan, qasam adalah:
ربط النفس بالإمتناع عن شيءأو الإقدام
عليه بمعني معظم عند الحالف حقيقة أو إعتقادا"”
“Sebagai pengikat jiwa (hati) agar melakukan atau
tidak melakukan sesuatu yang dianggap besar atau agung oleh yang bersumpah,
baik secara hakiki maupun I’tiqadi”.[4]
Secara umum dapat dikatakan bahwa sumpah atau qasam
adalah segala sesuatu yang dikemukakan untuk menguatkan berita dengan
menggunakan unsur-unsur sumpah. Jadi, yang dimaksud dengan sumpah Allah adalah
sesuatu yang digunakan Allah untuk menguatkan berita dari Allah melalui
firmanNya dengan menggunakan unsur-unsur sumpah.[5]
A. SEBAB SUMPAH (QASAM) DALAM AL-QUR’AN
Sabab Qasam artinya sebab sumpah, yaitu latar belakang
terjadinya sumpah. Allah bersumpah dengan sesuatu, dikarenakan sebagian manusia
mengingkarinya atau mereka menganggap remeh. Anggapan demikian lahir dari ketidaktahuan
mereka tentang faedahnya, atau lupa dan buta dari hikmah Allah swt, atau
mungkin juga, pendapat seseorang terbalik dengan yang sebenarnya, lalu ia
berakidah tidak sesuai dengan yang ditetapkan Allah. Kenyataan yang demikian
menjadi sebab bagi Allah untuk bersumpah.[6]
Memperhatikan keterangan di atas, tampak bahwa
terjadinya sumpah antara lain karena adanya penolakan terhadap sesuatu yang
dikemukakan, yaitu Al-Qur’an. Ternyata Al-Qur’an memang menjelaskan tentang
situasi umat zaman dahulu sehingga perlu adanya penekanan untuk meyakinkan
orang yang menerima informasi. Selanjutnya, terjadinya sumpah dalam Al-Qur’an
terdapat tujuan yang melebihi dari apa yang dijelaskan di atas, yaitu untuk
dipikirkan dan diteliti. Hal ini akan membawa mereka kepada keyakinan yang
kuat.[7]
B.
MACAM-MACAM SUMPAH (QASAM) DALAM AL-QUR’AN
Sumpah
dalam Al-Qur’an terbagi dua macam:[8]
a.
Zhahir, yaitu
qasam yang di dalamnya disebutkan fi’il qasam dan muqsam bih nya,
atau qasam yang tidak disebutkan fi’il qasamnya, tapi diganti dengan huruf ba’,
waw, ta.
b.
Mudhmar, yaitu
sumpah yang di dalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam dan tidak pula muqsam bih,
tapi ia ditunjukkan oleh lam taukid yang masuk pada jawab qasam. Seperti
yang terdapat dalam surat Ali Imran ayat 186:
لتبلون في أموالكم و أنفسكم) (
yang berarti والله
لتبلون .
C.
UNSUR-UNSUR SUMPAH (QASAM) DALAM AL-QUR’AN
Lahirnya suatu sumpah harus didukung oleh
unsur-unsur tertentu, yaitu hal-hal yang dengannya terbentuk sumpah Allah.
Tanpa adanya unsur-unsur dimaksud, maka tidak dapat dikatakan sebagai sumpah
(Allah). Sedikitnya terdapat tiga unsur yang harus dipenuhi jika dikehendaki
suatu ucapan menjadi sebuah sumpah, yaitu: muqsam bih, muqsam ‘alaih,
adat qasam. Termasuk dalam unsur-unsur sumpah, muqsim.[9] Di
antara ayat yang memuat ketiga komponen qasam ini adalah firman Allah swt dalam
surat an-Nahl ayat 38:
(#qßJ|¡ø%r&ur «!$$Î/ yôgy_ öNÎgÏZ»yJ÷r& w ß]yèö7t ª!$# `tB ßNqßJt 4 4n?t/ #´ôãur Ïmøn=tã $y)ym £`Å3»s9ur usYò2r& Ĩ$¨Z9$# w cqßJn=ôèt ÇÌÑÈ
Artinya: mereka bersumpah dengan nama Allah
dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: "Allah tidak akan akan
membangkitkan orang yang mati". (tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan
membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan
manusia tiada mengetahui,
a.
Muqsim
Muqsim atau qasim atau halif maknanya sama,
yaitu yang bersumpah. Dalam Al-Qur’an ditemukan bahwa yang bersumpah tidak
hanya Allah, tapi juga manusia dan setan. Meskipun demikian, sumpah-sumpah yang
diucapkan selain Allah dalam Al-Qur’an adalah firman Allah. Dalam kaitan dengan
manusia sebagai yang bersumpah, antara lain adalah firman Allah dalam Surat
An-Nisa’ ayat 62. Sedangkan dalam kaitannya dengan setan sebagai yang
bersumpah, ditemukan hanya satu kali dalam Al-Qur’an, yaitu dalam Surat
al-A’raf ayat 21.[10]
b.
Muqsam bih
Muqsam bih atau mahluf bih maksudnya adalah lafaz yang
digunakan setelah adat qasam yang dijadikan sandaran dalam bersumpah.[11]
Misalnya Allah bersumpah dengan Allah sendiri dan dengan sebagian makhlukNya
(tanda kebesaranNya).[12] Allah
swt bisa saja bersumpah dengan apa yang dikehendakiNya, sedangkan manusia
dilarang bersumpah kecuali dengan zat atau sifat Allah Swt.[13] Hal
ini sesuai dengan Sabda Rasul Saw. “Sesungguhnya Allah melarang kamu bersumpah
dengan nama ayahmu, siapa saja yang bersumpah harus dengan nama Allah atau diam
(tidak bersumpah).(HR. al-Darimi).
Hal itu
menyebabkan muqsam bih dalam Al-Qur’an yang lahir dari sumpah Allah
sangat beragam, sedangkan yang lahir dari sumpah manusia tidak beragam.
Terdapatnya
berbagai muqsam bih yang lahir dari sumpah Allah melahirkan pertanyaan tentang
kenapa Allah bersumpah dengan sebagian kecil dari makhlukNya, padahal Allah
Maha Kuasa. Jawabannya, ini bukan karena hal itu lebih mulia dari diriNya,
melainkan hanya menunjukkan betapa pentingnya hal itu untuk diperhatikan,
tetapi bukan untuk dijadikan Tuhan.[14]
Allah
bersumpah dengan diriNya sendiri dalam Al-Qur’an di tujuh tempat: at-Taghabun
ayat 7, Saba’ ayat 3, Yunus ayat 53, Maryam ayat 68, al-Hijr ayat 92, an-Nisa’
65 dan al-Ma’arij 40.[15]
Contoh sumpah Allah dengan makhlukNya dalam
Al-Qur’an:[16]
È@ø©9$#ur #sÎ) 4Óy´øót ÇÊÈ Í$pk¨]9$#ur #sÎ) 4©?pgrB ÇËÈ $tBur t,n=y{ tx.©%!$# #Ós\RW{$#ur ÇÌÈ
“Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) dan demi
siang apabila terang benderang dan penciptaan laki-laki dan perempuan”(QS al-Lail 1-3)
ħ÷K¤±9$#ur $yg8ptéÏur ÇÊÈ ÌyJs)ø9$#ur #sÎ) $yg9n=s? ÇËÈ Í$pk¨]9$#ur #sÎ) $yg9¯=y_ ÇÌÈ
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan demi
bulan apabila mengiringinya, dan demi siang apabila menampakkannya”(Q.S as-Syams 1-3)
ÈûüÏnG9$#ur ÈbqçG÷¨9$#ur ÇÊÈ ÍqèÛur tûüÏZÅ ÇËÈ
“Demi (buah) tin dan (buah) zaitun dan demi bukit
Sinai”(Q.S at-Tin
1-2)
Ìôfxÿø9$#ur ÇÊÈ @A$us9ur 9ô³tã ÇËÈ Æìøÿ¤±9$#ur Ìø?uqø9$#ur ÇÌÈ È@ø©9$#ur #sÎ) Îô£o ÇÍÈ
“Demi fajar, dan malam yang sepuluh dan yang genap
dan yang ganjil, dan malam bila berlalu”(Q.S al-Fajr 1-4)
c.
Muqsam ‘alaih
Muqsam ‘alaih
disebut juga dengan jawab qasam. Telah dijelaskan bahwa tujuan qasam adalah
untuk menguatkan dan mewujudkan muqsam ‘alaih, yaitu pernyataan karenanya
sumpah diucapkan. Jawab qasam tersebut haruslah berupa hal-hal yang layak untuk
dimunculkan suatu qasam terhadapnya. Misalnya hal-hal gaib untuk menetapkan
keberadaannya, atau untuk lebih menjelaskan ke-Maha Kuasaan Allah dan
keterbatasan rasio manusia yang diberikan Allah.[17]
Di dalam
Al-Qur’an secara garis besar Allah bersumpah dengan hal-hal sebagai berikut:[18]
1.
Pokok-pokok keimanan dan ketauhidan. Ini terdapat dalam Surat ash-Shaffat
ayat 1-4:
ÏM»¤ÿ¯»¢Á9$#ur $yÿ|¹ ÇÊÈ ÏNºtÅ_º¨9$$sù #\ô_y ÇËÈ ÏM»uÎ=»G9$$sù #·ø.Ï ÇÌÈ ¨bÎ) ö/ä3yg»s9Î) ÓÏnºuqs9 ÇÍÈ
“Demi (rombongan) yang ber shaf-shaf dengan
sebenar-benarnya, dan demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar-benarnya
(dari perbuatan-perbuatan maksiat), dan demi (rombongan) yang membacakan
pelajaran, Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa”
Yang menjadi
muqsam ‘alaih dalam ayat ini adalah “Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa”,
jawab qasam terletak sesudah fi’fil qasam dan muqsam bih.
2.
Penegasan bahwa Rasulullah benar-benar utusan Allah, terdapat dalam Surat
Yaasin ayat 1-3:
û§ ÇÊÈ Éb#uäöà)ø9$#ur ÉOÅ3ptø:$# ÇËÈ y7¨RÎ) z`ÏJs9 tûüÎ=yößJø9$# ÇÌÈ
“Yaa siin demi Al Quran yang penuh hikmah,
Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul”
3.
Penegasan bahwa Al-Qur’an benar-benar mulia, terdapat dalam Surat
al-Waqi’ah ayat 75-76:
Ixsù ÞOÅ¡ø%é& ÆìÏ%ºuqyJÎ/ ÏQqàfZ9$# ÇÐÎÈ ¼çm¯RÎ)ur ÒO|¡s)s9 öq©9 tbqßJn=÷ès? íOÏàtã ÇÐÏÈ
“Maka aku bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian
Al-Qur’an. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu
mengetahui.”
4.
Penegasan tentang balasan, janji dan ancaman yang benar-benar terlaksana
dalam Surat az-Zariyat ayat 1-6:
ÏM»tͺ©%!$#ur #Yrös ÇÊÈ ÏM»n=ÏJ»ptø:$$sù #\ø%Ír ÇËÈ ÏM»tÌ»pgø:$$sù #Zô£ç ÇÌÈ ÏM»yJÅb¡s)ßJø9$$sù #·øBr& ÇÍÈ $oÿ©VÎ) tbrßtãqè? ×-Ï$|Ás9 ÇÎÈ ¨bÎ)ur tûïÏe$!$# ÓìÏ%ºuqs9 ÇÏÈ
“Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.
dan awan yang mengandung hujan, dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah, dan
(malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan. Sesungguhnya apa yang dijanjikan
kepadamu pasti benar. dan Sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi”
5.
Keterangan tentang ihwal manusiaterdapat dalam Surat al-Lail ayat 1-4:
È@ø©9$#ur #sÎ) 4Óy´øót ÇÊÈ Í$pk¨]9$#ur #sÎ) 4©?pgrB ÇËÈ $tBur t,n=y{ tx.©%!$# #Ós\RW{$#ur ÇÌÈ ¨bÎ) ö/ä3u÷èy 4Ó®Lt±s9 ÇÍÈ
“Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) dan demi
siang apabila terang benderang dan penciptaan laki-laki dan perempuan, sungguh
usahamu beraneka ragam”
Di samping itu terdapat juga dalam Al-Qur’an muqsam ‘alaih yang
dihilangkan, diantaranya terdapat dalam ayat-ayat berikut:[19]
1.
Dalam Surat al- fajr ayat 1-6
2.
Dalam Surat al-Qiyamah ayat 3-4
Kebanyakan jawab qasam tidak disebutkan apabila sudah terdapat indikasi
yang menunjukkan kepada muqsam ‘alaih, dapat pula dipahami bahwa qasam
bertujuan untuk mengukuhkan dan mewujudkan muqsam ‘alaih.
d.
Shighat Qasam (fi’il qasam)
Dalam
Al-Qur’an ditemukan beberapa sighat qasam:[20]
1.
Dengan fi’il uqsimu atau yahlifu yang muta’addi dengan ba’,
seperti yang terdapat dalam Surat an-Nahl ayat 38:
(#qßJ|¡ø%r&ur «!$$Î/ yôgy_ öNÎgÏZ»yJ÷r& w ß]yèö7t ª!$# `tB ßNqßJt 4 4n?t/ #´ôãur Ïmøn=tã $y)ym £`Å3»s9ur usYò2r& Ĩ$¨Z9$# w cqßJn=ôèt ÇÌÑÈ
“Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya
yang sungguh-sungguh: "Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang
mati". (tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai
suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui”
2.
Fi’il qasam yang dicukupkan dengan huruf qasam ba’, kemudian
diganti dengan huruf waw (untuk isim zhahir dan lafaz Jalalah), dan
ta’ (khusus untuk lafaz jalalah). Seperti yang terdapat dalam firman
Allah dalam Surat al-lail ayat 1, dan Surat al-Anbiya’ ayat 57:
«!$$s?ur ¨byÅ2V{ /ä3yJ»uZô¹r& y÷èt/ br& (#q9uqè? tûïÌÎ/ôãB ÇÎÐÈ
“Demi Allah, Sesungguhnya aku akan melakukan tipu
daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya”(al-Anbiya’:57)
D.
URGENSI QASAM DALAM AL-QUR’AN
Qasam dalam Al-Qur’an bermuatan rahasia untuk menguatkan pesan-pesan
Al-Qur’an yang sampai kepada manusia terutama untuk orang yang masih ragu-ragu,
menolak bahkan mengingkari kebenaran ajaran-ajaran Al-Qur’an.
Ada tiga macam pola penggunaan kalimat berita dalam Al-Qur’an, yaitu:
ibtida’, thalabi, dan inkari.[21]
a. Ibtida’(berita tanpa penguat), yaitu untuk orang
yang netral dan wajar-wajar saja dalam menerima suatu berita, tidak ragu-ragu
dan tidak mengingkarinya.
b. Thalabi, yaitu untuk orang-orang yang ragu terhadap
kebenaran suatu berita, sehingga berita yang disampaikan kepadanya perlu
diberikan sedikit penguat yang disebut dengan kalimat thalabi atau taukid
untuk meyakinkan dan menghilangkan keraguannya.
c. Inkari, yaitu untuk orang-orang yang bersifat ingkar
dan selalu menyangkal suatu berita, untuk kondisi seperti ini beritanya harus
disertai dengan kalam inkari (diperkuat sesuai dengan kadar
keingkarannya). Oleh karena itu Allah menggunakan kalimat sumpah dalam
Al-Qur’an, untuk menghilangkan keraguan, menegakkan hujjah dan menguatkan
berita terhadap orang-orang yang seperti
ini.
E.
Faedah
qasam dalam al-qur’an
Bahasa arab mempunyai keistimewaan tersendiri berupa
kelembutan ungkapan dan beraneka ragam uslub nya sesuai dengan berbagai
tujuannya. Lawan bicara (mukthathab) mempunyai beberapa keadaan yang dalam ilmu
ma’ani disebut adhrubul khabal ats-tsalatsah atau tiga macam pola penggunaan
kalimat berita; ibtidai, talabih dan inkari.
Mukthathab seseorang berhati kosong, sama sekali tidak
mempunyai persepsi akan pernyataan (hukum) yang diterangkan kepadanya maka
perkataan yang disampaikan kepadanya tidak perlu memakai penguat (tah’kid).
Penggunaan perkataan demikian dinamakan ibtidai.
Terkadang ia ragu-ragu terhadap kebenaran pernyataan
yang disampaikan kepadanya. Maka perkataan untuk orang semacam ini sebaiknya
diperkuan dengan suatu penguat guna untuk menghilangkan keraguaannya. Perkataan
demikian dikatakan talabi.
Dan terkadang ia ingkar atau menolak isi pernyataan.
Maka pembicaraan untuknya harus disertai penguat sesuai pada pengingkarannya,
kuat atau lemah. Pembicaraan demikian dinamakan ingkari.
Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang
mashur untuk memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu didalam jiwa.
Al-Quran al-qarim diturunkan untuk seluruh manusia, dan manusia mempunyai sikaf
yang bermacam-macam terhadapnya. Diantaranya ada yang meragukan, ada yang
mengingkari danm ada pula yang amat memusuhi. Karena itu dipakailah qasam dalam
qalamullah, guna menghilangkan keraguan, melenyapkan kesalah pahaman, membangun
argumentasi, menguatkan kabar dan menetapkan hukum dengan cara paling sempurna.[22]
KESIMPULAN
Dapat penulis simpulkan bahwa:
a.
Setiap sesuatu yang ada qasam dalam Al-Qur’an merupakan suatu hal yang
penting dan sangat perlu diperhatikan.
b.
Qasam dalam Al-Qur’an berfungsi untuk memperkuat sesuatu yang disampaikan
dan menegakkan atau menyempurnakan hujjah (argumentasi).
c.
Qasam terbagi dua: Zahir dan Mudhmar.
d.
Unsur-Unsur Qasam: Muqsim, muqsam bih, muqsam ‘alaih, shighat qasam
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qatthan, Manna’, Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an, (Riyadh:
Mansyurat al-Ashr al-Hadits, 1973)
Al-Qayyim, Ibn Al-Jauzi, at-Tibyan fi Aqsamil Qur’an, (Kairo:
Maktabah al-Mutanabbi, tt)
Nasution, Hasan Mansur, Rahasia Sumpah Allah Dalam Al-Qur’an,
(Jakarta: Khazanah Baru, 2002)
Zaini, Hasan dan Radhiatul Hasnah, ‘Ulum Al-Qur’an, (Batu Sangkar:
STAIN Batu Sangkar Press, 2010
[2] Manna’ al-Qatthan, Pengantar
Studi Ilmu Al-Qur’an, (Pustaka Al-Kausar: Jakarta Timur, 2006). Cet ke-VI,
h. 364
[3] Hasan Zaini dan
Radhiyatul Hasnah, ‘Ulum al-Qur’an, (Batu Sangkar: STAIN Batu Sangkar
Press, 2010), h. 156
[4] Manna’ al-Qatthan, op.cit.,
h. 365
[5] Hasan Mansur Nasution, op.cit.,
h. 6
[6] Ibid, h. 9
[7] Ibid, h. 10
[8] Manna’ al-Qatthan, op.cit.,
h. 368-369
[9] Hasan Mansur Nasution, op.cit.,
h. 7
[10] Ibid, h. 8
[11] Hasan Zaini dan
Radhiatul Hasnah, op.cit., h. 159
[12]Ibnu al-Qayyim
al-Jauziyah, Tibyan fi Aqsamil Qur’an, (Kairo: al-Mutanabbi, tt), h. 7
[13] Hasan Mansur Nasution, op.cit.,,h.
12
[14] Ibid, h. 13
[15] Manna’ al-Qatthan, op.cit.,
h. 366
[16] Ibid. h. 367
[17] Hasan Mansur Nasution, op.cit.,
h.14
[18] Hasan Zaini dan
Radhiatul Hasnah, op.cit., h.160
[19] Ibid.h.161
[20] Manna’ al-Qatthan, op.cit.,
h. 364-365
[21] Hasan Zaini dan Radiatul
Hasnah, op.cit., h. 162
[22] Syaikh Manna Al-Qaththan,pengantar studi ilmu Al-Qur’an,(Jakarta:
PUSTAKA AL-KAUTSAR, 2006), hlm.364
assalamu alaikum coba saudari jelaskan tentang sebab sumpah al Quran
BalasHapuscoba saudari jelaskan tentang urgensi rosam al Quran sekiyan
BalasHapusby: rosmidah pohan
coba saudari jelaskan tentang kesimpulan makalah saudari sekiyan
BalasHapuswasalamu alaikum
by:maisaroh
Ass...
BalasHapusCoba pemakalah jelaskan yang terdapat di dalam Al-Qur’an muqsam ‘alaih yang dihilangkan, diantaranya terdapat dalam ayat-ayat berikut: Surat al- fajr ayat 1-6 dan Surat al-Qiyamah ayat 3-4
Jelaskan dengan rinci tentang mudhmar,dan mengapa lam taukid d stu bisa di masukkan kedalam sumpah
BalasHapusTerimakasih
Coba saudari jelaskan tentang zhahir dan muqsham
BalasHapusCoba saudari pemakalah jelaskan tentang Zhahir dan berikan contohnya....?
BalasHapusTerimakasih...
Coba saudari pemakalah jelaskan tentang Zhahir dan berikan contohnya....?
BalasHapusTerimakasih...
assalamualikum uhty kabir,coba uhty jelaskan macam-macam sumpah qosam yang ada dimakalah uhty secara bahasasa uhty,wassalam
BalasHapusCoba saudari jelaskan tentang zhahir!
BalasHapusCoba saudari jelaskan tentang zhahir!
BalasHapusCoba saudari jelaskan apa persamaan muqsim dengan muqsam bih ..
BalasHapus